Saturday, September 20, 2025
  • id
    • ar
    • en
    • id
Ilmu Falak
No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFIL
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Struktur Organisasi
    • Fasilitas
    • Hubungi Kami
  • Daftar Dosen
  • KURIKULUM
  • KARYA & PRESTASI
    • Jurnal
  • KERJASAMA
    • Perjanjian Internal
  • Berita
    • Kegiatan
  • DOWNLOAD
    • Berkas Prodi Ilmu Falak
    • Akademik
      • Kalender Akademik
      • Dokumen Akademik
    • Brosur
  • HOME
  • PROFIL
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Struktur Organisasi
    • Fasilitas
    • Hubungi Kami
  • Daftar Dosen
  • KURIKULUM
  • KARYA & PRESTASI
    • Jurnal
  • KERJASAMA
    • Perjanjian Internal
  • Berita
    • Kegiatan
  • DOWNLOAD
    • Berkas Prodi Ilmu Falak
    • Akademik
      • Kalender Akademik
      • Dokumen Akademik
    • Brosur
No Result
View All Result
Ilmu Falak
ArabicEnglishIndonesian
Home Berita

OIF UMSU Gelar Pelatihan Pembuatan Peta Bintang untuk Masyarakat di Danau Lau Kawar

admin falak by admin falak
July 7, 2025
in Berita, Kegiatan
0
OIF UMSU Gelar Pelatihan Pembuatan Peta Bintang untuk Masyarakat di Danau Lau Kawar
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Danau Lau Kawar, Kabupaten Karo – Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) telah menyelenggarakan pelatihan pembuatan peta bintang untuk masyarakat umum pada tanggal 10 Juni 2023 di kawasan Danau Lau Kawar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara “OIF Camp & Observe” yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan minat masyarakat terhadap ilmu astronomi melalui pembelajaran praktis yang menyenangkan.

Astronomi merupakan cabang ilmu pengetahuan tertua yang mempelajari tentang langit dan segala yang ada di dalamnya. Sebagai disiplin ilmu yang telah berkembang sejak peradaban manusia purba, astronomi memiliki peran penting dalam memahami alam semesta dan fenomena-fenomena yang terjadi di langit. Pengamatan benda langit merupakan elemen yang sangat penting untuk mempelajari astronomi karena dapat mengembangkan keterampilan observasi, meningkatkan pemahaman tentang konsep astronomi secara mendalam, dan membantu menumbuhkan minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan alam.

Minat masyarakat Indonesia terhadap astronomi semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terlihat dari antusiasme yang tinggi terhadap peristiwa astronomi seperti gerhana, konjungsi planet, dan fenomena langit lainnya. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah astronomi tidak diajarkan secara khusus di sekolah-sekolah, sehingga pengetahuan masyarakat tentang astronomi masih terbatas pada informasi yang diperoleh secara mandiri atau melalui media massa. Keterbatasan ini membuat banyak orang tidak memiliki kesempatan untuk memahami astronomi secara lebih mendalam dan praktis.

Salah satu pembahasan yang sangat penting dalam astronomi adalah planisphere atau yang lebih dikenal dengan sebutan peta bintang. Planisphere merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi bintang dan rasi bintang di langit malam dengan mudah dan akurat. Alat ini sangat berguna bagi para pengamat langit, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, untuk mengenali berbagai objek langit dan memahami pergerakan benda-benda langit sepanjang malam dan sepanjang tahun.

Kegiatan pelatihan ini memiliki tujuan yang sangat jelas dan terukur, yaitu untuk mengenalkan peta bintang kepada masyarakat umum, baik dari segi teori maupun penggunaannya dalam praktik pengamatan langit. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk melatih peserta agar dapat membuat peta bintang secara mandiri, sehingga mereka tidak bergantung pada peta bintang yang sudah jadi dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi langit di daerah mereka masing-masing.

Pemilihan lokasi di Danau Lau Kawar bukanlah kebetulan, melainkan berdasarkan pertimbangan yang matang. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang jauh dari pusat kota, sehingga tingkat polusi cahayanya sangat rendah. Kondisi ini sangat ideal untuk pengamatan benda langit karena langit malam di daerah tersebut masih gelap dan memungkinkan pengamatan bintang-bintang yang redup sekalipun. Polusi cahaya yang rendah juga memungkinkan peserta untuk melihat lebih banyak bintang dan rasi bintang, sehingga penggunaan peta bintang dapat dilakukan dengan lebih optimal.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada malam hari dengan pertimbangan khusus agar peserta dapat langsung mencoba menggunakan peta bintang yang telah mereka buat. Pendekatan learning by doing ini sangat efektif karena peserta tidak hanya memahami teori pembuatan peta bintang, tetapi juga dapat langsung merasakan pengalaman menggunakannya untuk mengidentifikasi bintang dan rasi bintang di langit malam yang sesungguhnya.

Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi, terbukti dari jumlah peserta yang mengikuti pelatihan mencapai sekitar 50 orang. Yang menarik dari kegiatan ini adalah komposisi peserta yang sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, menunjukkan bahwa minat terhadap astronomi tidak mengenal batas usia. Keberagaman peserta ini juga memperkaya dinamika pembelajaran, dimana peserta yang lebih muda dapat belajar dari pengalaman peserta yang lebih dewasa, dan sebaliknya.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dirancang secara sistematis dalam tiga tahap yang saling berkesinambungan. Tahap pendahuluan menjadi fondasi penting dimana peserta diberikan pemahaman dasar tentang astronomi, pentingnya pengamatan langit, dan pengenalan terhadap berbagai benda langit yang dapat diamati. Pada tahap ini, peserta juga diperkenalkan dengan konsep dasar peta bintang, bagaimana cara membacanya, dan fungsinya dalam pengamatan astronomi.

Materi yang disampaikan dalam tahap pendahuluan mencakup penjelasan tentang koordinat langit, pergerakan benda langit, rasi bintang yang dapat diamati dari Indonesia, dan cara menggunakan peta bintang untuk berbagai keperluan pengamatan. Peserta juga diberikan pemahaman tentang perbedaan antara peta bintang dengan peta geografis biasa, serta keunikan dalam pembacaan dan penggunaannya.

Tahap pembuatan merupakan inti dari kegiatan pelatihan dimana peserta secara langsung praktik membuat peta bintang dengan bimbingan instruktur yang berpengalaman. Proses pembuatan ini melibatkan berbagai keterampilan, mulai dari menggambar, mengukur, hingga memahami skala dan proporsi yang tepat. Peserta diajarkan untuk membuat peta bintang yang sesuai dengan kondisi langit di daerah mereka, dengan mempertimbangkan faktor lintang geografis dan waktu pengamatan.

Selama proses pembuatan, instruktur memberikan bimbingan individual kepada setiap peserta untuk memastikan bahwa peta bintang yang dibuat memiliki akurasi yang dapat diandalkan. Peserta juga diajarkan teknik-teknik praktis dalam pembuatan peta bintang, seperti cara menentukan skala yang tepat, menggambar rasi bintang dengan proporsi yang benar, dan memberikan label yang jelas pada setiap objek langit.

Tahap evaluasi menjadi puncak dari kegiatan pelatihan dimana peserta dapat menguji hasil karya mereka secara langsung. Pada tahap ini, peserta menggunakan peta bintang yang telah mereka buat untuk mengidentifikasi bintang dan rasi bintang di langit malam yang sesungguhnya. Ini merupakan momen yang sangat menarik karena peserta dapat merasakan kepuasan tersendiri ketika berhasil mengidentifikasi objek langit menggunakan peta bintang buatan mereka sendiri.

Respons peserta terhadap kegiatan pelatihan ini sangat positif dan menggembirakan. Berdasarkan tanggapan yang diberikan, diketahui bahwa peserta sangat menyukai kegiatan ini karena dianggap menyenangkan dan dapat menambah ilmu pengetahuan mereka tentang astronomi. Banyak peserta yang mengaku bahwa ini adalah pertama kalinya mereka belajar tentang astronomi secara langsung dan praktis, sehingga memberikan pengalaman yang berkesan dan tak terlupakan.

Peserta juga mengapresiasi pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini, dimana mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan teoritis, tetapi juga dapat langsung praktik membuat dan menggunakan peta bintang. Metode pembelajaran yang interaktif dan hands-on ini membuat peserta merasa lebih terlibat dan memahami materi dengan lebih baik.

Meskipun secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat respons positif dari peserta, terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pelatihan. Kendala utama yang dihadapi adalah kondisi cuaca yang tidak selalu mendukung, khususnya pada saat peserta mencoba menggunakan peta bintang yang sudah dibuat. Kondisi langit yang berawan pada malam hari pelaksanaan kegiatan menyebabkan beberapa bintang dan rasi bintang tidak dapat diamati dengan jelas.

Kendala cuaca ini merupakan tantangan yang sering dihadapi dalam kegiatan pengamatan astronomi, terutama di daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki tingkat kelembaban tinggi dan sering mengalami pembentukan awan pada malam hari. Meskipun demikian, instruktur berhasil mengantisipasi kendala ini dengan memberikan penjelasan alternatif dan simulasi penggunaan peta bintang berdasarkan kondisi langit yang ideal.

Untuk mengatasi kendala tersebut, instruktur juga menggunakan aplikasi simulasi langit pada perangkat mobile dan laptop untuk menunjukkan bagaimana peta bintang dapat digunakan dalam berbagai kondisi langit. Peserta tetap dapat memahami prinsip penggunaan peta bintang meskipun tidak dapat melihat seluruh objek langit secara langsung.

Keberhasilan kegiatan pelatihan pembuatan peta bintang ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat yang tinggi terhadap astronomi dan siap untuk belajar lebih dalam tentang ilmu pengetahuan alam. Kegiatan seperti ini sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan literasi sains masyarakat dan mengembangkan budaya mengamati alam semesta.

Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya, tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di daerah-daerah terpencil yang memiliki kondisi langit yang ideal untuk pengamatan astronomi. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari pembelajaran astronomi dan mengembangkan apresiasi terhadap keindahan alam semesta.


Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari misi OIF UMSU untuk mengembangkan minat masyarakat terhadap astronomi dan menyebarluaskan pengetahuan ilmu falak kepada masyarakat luas.

 
Previous Post

Prodi Ilmu Falak UMSU Gelar Pelatihan Pembuatan Kompas Kiblat untuk Mahasiswa

Next Post

Prodi Ilmu Falak UMSU Gelar Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal untuk Warga Muhammadiyah Cabang Medan Helvetia

Next Post
Prodi Ilmu Falak UMSU Gelar Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal untuk Warga Muhammadiyah Cabang Medan Helvetia

Prodi Ilmu Falak UMSU Gelar Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal untuk Warga Muhammadiyah Cabang Medan Helvetia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Prodi Ilmu Falak FAI UMSU Sukses Laksanakan Asesmen Lapangan untuk Peningkatan Akreditasi
  • Program Pengukuran Arah Kiblat di 22 Mushola Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta
  • Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar Tampil sebagai Pemateri Filologi Ilmu Falak Nusantara di Universiti Islam Selangor
  • Kampung Falak: Program Edukasi Ilmu Falak Berhasil Tingkatkan Pemahaman Masyarakat Desa Bandar Setia
  • Pengajian Kalender Hijriyah Global Tunggal dan Pengukuran Arah Kiblat di Kabupaten Langkat

Recent Comments

No comments to show.

Ilmu Falak - UMSU

Alamat

  Jl. Kapt. Mukhtar Basri No. 3 Medan, 20238 Sumatera Utara, Indonesia

Facebook Twitter Youtube

© 2025 Ilmu Falak– UMSU.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFIL
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Tujuan
    • Struktur Organisasi
    • Fasilitas
    • Hubungi Kami
  • Daftar Dosen
  • KURIKULUM
  • KARYA & PRESTASI
    • Jurnal
  • KERJASAMA
    • Perjanjian Internal
  • Berita
    • Kegiatan
  • DOWNLOAD
    • Berkas Prodi Ilmu Falak
    • Akademik
      • Kalender Akademik
      • Dokumen Akademik
    • Brosur

© 2023 UMSU – Unggul Cerdas Terpercaya